Foto: Aksi Kemanusiaan WAZIB pada peringatan Hari Internasional Quds Sedunia 2024 di Bundaran Digulis. |
PONTIANAK - Rezim pemerintahan dunia seakan tak mampu berbuat apa-apa di hadapan kebrutalan rezim zionis israel terhadap rakyat Palestina. Hampir 7 bulan pelanggaran HAM luar biasa dilakukan penjajah israel terhadap bangsa Palestina.
"Pada hakikatnya, israel telah kalah melawan faksi perjuangan kemerdekaan Palestina. Yang mereka serang dengan semena-mena saat ini adalah sipil Palestina. Militer melawan sipil bukanlah perang, melainkan genosida," tegas Muhammad Darwin, Koordinator Worldwide Antizionism Brotherhood (WAZIB) Chapter West Kalimantan, pada Jumat (5/4/2024).
Darwin menyebut serangan brutal yang dilakukan rezim zionis merupakan tanda kekalahan telak mereka atas faksi perjuangan kemerdekaan Palestina. Lebih dari 50.000 jiwa meregang nyawa, 15.000 di antaranya adalah anak-anak.
"25.000 anak-anak Palestina cacat permanen. 25.000 anak-anak menjadi yatim. 800.000 anak-anak kelaparan di Palestina. 75.000 orang terluka. Rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, bahkan sinagog yang dihancurkan. Di mana HAM untuk anak-anak dan perempuan Palestina? Apakah HAM tidak berlaku untuk rakyat Palestina?," tanya Darwin tegas.
Darwin menjelaskan, lebih dari 1,6 juta orang mengungsi di Rafah yang kini terancam dibombardir lagi oleh rezim netanyahu. Hal ini berlangsung selama bulan suci Ramadhan.
Pada peringatan Hari Internasional Quds Sedunia 2024 di Bundaran Digulis, WAZIB berkolaborasi dengan sejumlah elemen, yakni Ahlulbait Indonesia Kalbar, Muslimah ABI, Fausan, Sanggar Bougenville, dan komunitas masyarakat sipil lainnya.
Mahdi Bilfaqih, Koordinator Aksi, mengatakan aksi ini serentak dihelat di seluruh dunia. "Setiap Jumat terakhir Bulan Suci Ramadhan, elemen masyarakat sipil yang anti penjajahan menyatakan sikapnya mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak keberadaan entitas zionis israel," ujarnya.
"Aksi-aksi masyarakat sipil yang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini menjadi bukti bahwa Palestina berdegup kencang di dalam jiwa mereka. Sikap mereka bukanlah sikap pemerintahan mereka. Sikap masyarakat sipil ini adalah sikap api kemerdekaan manusia sejati," jelas Mahdi.
"Kami mengundang setiap elemen masyarakat Kalimantan Barat untuk terus menyuarakan kemerdekaan Palestina setiap hari. Kami mengundang masyarakat Kalimantan Barat untuk menjadi bagian gerakan dunia yang menentang kezaliman. Kita temani bangsa Palestina hingga kemerdekaannya diraih. Kita akan sama-sama beribadah di Al Quds," harap Mahdi. (Izr)