Tradisi Membawa Hasta Gune Saat Festival Budaya Melayu Ketapang -->

Tradisi Membawa Hasta Gune Saat Festival Budaya Melayu Ketapang

17/10/2022, 10/17/2022
Tradisi Membawa Hasta Gune Saat Festival Budaya Melayu Ketapang
Gendang Tar, salah satu jenis persembahan yang ditampilkan saat acara festival budaya Melayu (sumber Prokopim/Muzahidin)
Ketapang, Kalbar - Ketua MABM Ketapang H. Rustami, SKM.,M.Kes mengucapkan tahniah kepada panitia pagelaran budaya melayu MABM Ketapang dengan semangat tinggi dalam melaksankan kegiatan ini.

"Tentunya dengan harapan yang tinggi hendaknya hari ini menjadi momentum akan kemajuan adat budaya pada umumnya khususnya adat budaya melayu Ketapang" kata Rustami, Sabtu 15 Oktober 2022 di lapangan Sepakat Ketapang

Rustami menjelaskan, saat pawai atau kirab budaya mengelilingi ruas jalan protokol kota Ketapang, ada tradisi yakni dengan membawa Hasta Gune (empat kegunaan). 

Hasta Gune itu menurut Rustami adalah sebagai bentuk perlambangan dan penghargaan anak melayu bagi agamanya, bagi bangsa negaranya, bagi orangtuanya dan bagi lingkungan kerja serta berguna bagi organisasi yang diikutinya.

"Selain itu hastagune mengartikan bahwa generasi muda melayu menyebar kedelapan penjuru mata angin, menyebar kebaikan" jelas Rustami. 
Tradisi Membawa Hasta Gune Saat Festival Budaya Melayu Ketapang
Wakil Bupati Ketapang, H. Farhan, SE, M. Si saat berada di acara festival budaya melayu Ketapang yang diadakan oleh MABM.
Sedangkan Wakil Bupati Ketapang H. Farhan, SE.,M.Si dalam sambutannya di acara tersebut mengatakan keberadaan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Ketapang sangatlah strategis sebagai fasilitator perkembangan seni budaya melayu di Kabupaten Ketapang, karena saat ini, budaya Melayu cenderung dilupakan.

"Pada akhir-akhir ini adat budaya ini hampir dilupakan oleh masyarakat terutama para generasi muda kita yang cenderung kepada seni budaya luar yang lebih modern" kata Wabub H. Farhan.

Wabub berpesan agar upaya pelestarian adat dan budaya harus dilakukan saat ini dengan cara yang tepat, cerdas dan inovatif.

"Budaya kita adalah budaya yang terbuka, nilai luhur adat dan budaya bangsa kita harus diwariskan kepada anak cucu kita sebagai sumber jati diri bangsa" katanya.

"Namun kita juga perlu membekali generasi muda kita dengan hal-hal yang diperlukan untuk hidup bersaing serta survive dalam dunia yang terus berkembang" sambungnya. 

Dalam kegiatan ini juga dilakukan sunatan massal kurang lebih tiga ratusan anak. Selanjutnya acara MABM juga pada malam harinya ditampilkan pagelaran seni budaya melayu berupa tarian jepin dan gendang tar sebagai penutup dari festival budaya melayu MABM Ketapang tahun 2022.

Oleh: Muzahidin

TerPopuler